Jumat, 23 April 2010

Filosofi semut-belajar managemen dari seekor Semut


Semut. Mungkin sebagian dari kita atau malah semua orang sangat tidak suka semut. Bila menaruh makanan harus hati-hati supaya tidak di kerumuni oleh semut. Mau duduk di bawah pohin,kadang suka parno,jangan-jamgan ada semut,di gigit bisa sakit kan? Kebanyakan orang melihat semut memang menyusahkan.
Tapi Semut juga punya kelebihan yang bisa kita pelajari. Semut punya empat filosofi yang luar biasa. Yaitu:
Pertama, semut tidak pernah menyerah. Bila kita menghalang-halangi dan berusaha menghentikan langkah mereka, mereka selalu akan mencari jalan lain. Mereka akan memanjat ke atas, menerobos ke bawah atau mengelilinginya. Mereka terus mencari jalan keluar. Tidak sekali-kali menyerah untuk menemukan jalan menuju tujuannya.

Kedua, semut menganggap semua musim panas sebagai musim dingin. Ini adalah cara pandang yang penting. Semut-semut mengumpulkan makanan musim dingin mereka di pertengahan musim panas.

Sebuah kisah kuno mengajarkan, "Jangan mendirikan rumahmu di atas pasir di musim panas."
Ke tiga, semut menganggap semua musim dingin sebagai musim panas. Ini juga penting. Selama musim dingin, semut mengingatkan dirinya sendiri, "Musim dingin takkan berlangsung selamanya. Segera kita akan melalui masa sulit ini." Maka ketika hari pertama musim semi tiba, semut-semut keluar dari sarangnya. Dan bila cuaca kembali dingin, mereka masuk lagi ke dalam liangnya. Lalu, ketika hari pertama musim panas tiba, mereka segera keluar dari sarangnya. Mereka tak dapat menunggu untuk keluar dari sarang mereka.

Terakhir, ke empat, seberapa banyak semut akan mengumpulkan makanan mereka di musim panas untuk persiapan musim dingin mereka? Semampu mereka! Filosofi yang luar biasa, filosofi "semampu mereka".
Dari sini kita bisa belajar bahwa semut selalu punya semangat untuk tidak menyerah. Mereka bahu membahu dalam mencari makan,membangun sarang,cara kerja sama yang pantas di acungi jempol. Semangat ‘semampu mereka’ yang mungkin agak berkurang pada jaman sekarang. Orang lebih banyak mengandalkan apa yang sudah ada,semangat juang yang masih kurang menyebabkan cara pikir dengan konsep’menunggu’ saja. usaha keras yang kurang dan semangat bahu-membahu yang agak kurang pada jaman sekarang.
Dengan belajar dari semut,saya bisa lebih melihat dengan ‘kacamata’ lain bahwa dengan bekerja sama dan saling bahu membahu dalam segala hal,maka semua akan terlaksana dengan baik dan terbangun rasa setia kawan dan solidaritas yang tinggi yang nantinya mampu menciptakan sebuah result yang bagus dalam pekerjaan dan kehidupan sehari-hari.

Penghapus ajaib


Satu sabtu jelang dini hari, saat aku sedang melakukan kerjaanku,aku kehilangan sesuatu yang sehari-hari menjadi penyelamat dalam pekerjaanku. Sebuah penghapus. Ya,meski cuma sebuah penghapus,tapi tanpa penghapus coretanku yang salah tak akan bisa di perbaiki lagi. Bisa berabe kerjaanku. Masa harus gambar lagi? Konyol banget ? Jadi dengan mengobrak-abrik laci,apapun yang mempunyai ruang untuk menyimpan barang-barang aku cari penyelamatku itu. Panic karena waktu tak bisa menunggu aku sampai bisa mnemukan penghapus itu dan entah bagaimana keadaan mejaku saat itu,bukan kapal pecah lebih tepat seperti habis kena angin ribut,semua kertas,pernik-pernik gambarku,pensil,pena dan banyak sekali kertas-kertas bertebaran di meja. Membeli penghapus baru? Malam-malam begini? Oww,tidak! bukan malam lagi, tapi dini hari. Jam 2 hampir 3 pagi adakah toko yang buka? Kalopun ada aku harus lari dengan motorku ke tempat yang jauh dari rumah. Walahhh…dan akhirnya setelah berkeringat pagi-pagi gara-gara mencari penghapus putihku,akhirnya ku temukan juga! Si putih itu sedang tersembunyi di tasku. Yah,ranselku. Rupanya aku udah mulai pikun. Memang alat mungil itu selalu ku bawa,Cuma aku kadang lupa sudah aku kembalikan ke laci atau masih ku letakkan di tempat lain. Dan..selamatlah pekerjaanku. Ya,tanpa penghapus,apa jadinya pekerjaanku yang sudah molor beberapa hari ini? Sebuah penghapus.
Mungkin bagi kebanyakan orang penghapus itu hanya sebuah benda kecil yang tak berarti yang di jual dan bisa di beli di banyak tempat . Ada yang murah,ada pula yang mahal. Dan beraneka warna dan bentuk. Dulu waktu aku kecil,aku pernah di beri penghapus lucu bentuknya seperti buah semangka dan baunya wangi. Aku masih ingat,soalnya penghapus itu bagiku sangat unik dan lucu pada saat itu.
Penghapus meski sepele kelihatannya,tapi ia bisa menyelesaikan segala masalah dalam coretan. Menulis,menggambar,mendesain,apapun yang menggunakan pensil dan bila salah,maka penghapuslah benda paling di cari dan menjadi penyelamat dalam memperbaikinya.
Dalam kehidupan ini,kita juga sangat butuh penghapus.
Tapi di sini bukan dalam konteks penghapus yang sesungguhnya,penghapus yang sangat kita butuhkan dalam hidup ini adalah penghapus kesalahan kita,atau mungkin kitalah yang bisa jadi penghapus bagi orang lain. Penghapus itu adalah sebuah pengampunan.
No body perfect. Kata orang barat sono. Kata orang kita bilang,ga ada manusia yang sempurna. Ibarat kertas,kertas kita penuh dengan coretan-coretan yang salah,buruk jelek,dan membuat gambaran dan tulisan pada hidup kita jadi jelek,dan ga bagus. Kita selalu berbuat kesalahan. Pada Tuhan dan juga pada sesama. Dan kita butuh penghapus untuk memperbaikinya. Untuk mulai melanjutkan lagi dan lebih baik dari sebelumnya.
Tuhan selalu menjadi penghapus terbaik yang tak akan bisa di beli di manapun. High quality dan terpercaya,Dia sang maha penghapus segala macam coretan dosa kita baik itu kecil maupun besar. Dan Dia adalah penghapus yang tak ada habis-habisnya meski berkali-kali menghapus coretan-coretan yang kita buat. Dan juga,bila kita berbuat salah pada orang lain dan ingin minta maaf,maka yang kita butuhkan adalah penghapus dari orang yang sudah kita sakiti itu. Sebuah pengampunan dari orang tersebut. Bilamana orang itu tidak mau jadi penghapus bagi kesalahan kita? Mungkin kita kan merasa kecewa,menyesal dan sedih. Sungguh,pengampunan itu sangat berarti dalam hidup kita.
Sebuah penghapus dosa. Sebuah pengampunan. Memang bukan hal mudah. Tapi Tuhan selalu mengampuni dan menjadi penghapus bagi kesalahan-kesalahan kita. Bagaimana dengan kita? Bila kita sendiri yang berperan menjadi penghapus? Aku sendiri juga alami pergumulan dalam menjadi penghapus bagi coretan orang lain dalam hidupku. Apalagi bila coretan itu sangat tebal,sangat hitam,maka amat susah bagiku untuk menghapusnya. Mungkin aku harus terus menerus menghapusnya dan mungkin aku akan lelah. Seperti itulah proses pengampunan. Tidak gampang,tapi bila mau untuk terus belajar mengampuni,maka coretan itu akan hilang dalam hidup kita. Hati menjadi bersih kembali dan putih. Kita telah menjadi penghapus bagi orang lain,dan niscaya coretan kitapun juga di hapus olehNya.
Menjadi penghapus memang tak mudah. Mengampuni sungguh butuh perjuangan. Tapi bila kita mau buka hati untuk mohon rahmatNya agar kita bisa mengampuni,maka ga mustahil kita akan jadi penghapus yang top.
Semoga coretan-coretan hitam dan tebal dari orang lain yang telah di goreskan dalam hidup kita,bisa kita hapus meski sangat pelan dan butuh usaha lebih,karena dengan menghapus coretan itu,maka luka batin kita yang dipenuhi dengan amarah,dengan rasa benci dan dendam akan hilang berganti hati yang bersih dan bening. Kasih itu menyembuhkan. Kasih bisa menyembuhkan sakit dari luka-luka batin kita. Dan itu bisa di mulai dengan sebuah niat mau menjadi penghapus bagi coretan orang lain dalam hidup kita.

Kamis, 22 April 2010

sakit gigi atau sakit hati?


Saat aku sedang menunggu antrian di sebuah tempat praktek Dr.gigi,aku mendapat sebuah pemandangan yang memicu inspirasiku tentang sakit gigi dan sakit hati.
Sore itu aku datang agak awal ke tempat Dr.gigi yang sudah terkenal antriannya yang amit-amit itu. Datang harus 2 jam sebelum jam praktek dan aturannya siapa yang datang duluan dialah yang mendapat nomer pertama. Maka aku datang dengan semangatnya dan pd nya. Tapi apa yang terjadi? Di sana telah menunggu 4 orang di depan pintu gerbang rumah dokter gigi tersebut. Oopps! Ternyata aku ketinggalan juga. Berarti aku no 5. Dan mungkin aku harus menahan kebosanan karena menunggu beberapa jam lagi baru tiba giliranku. Maklum,tiap pasien kasusnya beda-beda. Kalo pas sulit penanganannya bisa makan waktu 1-2 jam. Fhhhh….
Akhirnya tibalah saat menunggu itu. Untung aku selalu bawa mp3 ku,jadi aku bisa mengisi kekosonganku dengan mendengarkan music. Pasien pertama sudah masuk. Kami menunggu. Sudah jalan 1 jam. Dan ada yang mulai gelisah. Seorang bapak. Dia menggerutu. Dan akhirnya dia pergi. Sebelum pergi,si mbak pencatat daftar pasien sudah wanti-wanti agar bapak tersebut kembali secepatnya Karena bila tiba no gilirannya bapak tersebut tidak ada di tempat,maka dia harus mendaftar dari awal lagi. Bapak itu setuju dan pergi. 1 jam lewat 30 menit belum ada tanda-tanda pintu ruang praktek di buka. Satu orang lagi mulai gelisah. Seorang ibu. Dia mengeluh giginya yang cenut-cenut dan harus menahannya selama 1 jam 30 menit. Dia sangat kesal dan mondar mandir sambil memegangi pipinya.
Hampir 2 jam. Dan pintu masih tertutup. Bapak yang tadi pergi kini sudah kembali. Dan dia sangat kesal. Dia marah-marah karena dia gak bisa nunggu lebih lama lagi karena ada acara lain. Suasana jadi gaduh. Antara bapak yang marah,ibu yang kesal sambil menahan sakit gigi dan si pencatat daftar pasien yang juga mulai habis akal menghadapi serangan dari 2 orang itu.
Dan akhirnya terbukalah pintu itu. Tapi bukan pasien sebelumnya yang terlihat. Tapi si mantri,asisten dokter gigi yang nongol. Dia menegur orang-orang yang ribut itu,karena suara keributannya mengganggu dokter yang sedang mengoperasi gigi. Bukannya tenang,malah tambah ribut. Masing-masing memepertahankan argumennya dan tidak mau di salahkan. Wahhh…ga kebayang deh betapa kacau balaunya. Akhirnya dengan muka manyum si mantri menutup pintu. Dan si bapak itu pergi dengan muka seram( dan mungkin tak akan kembali lagi pada hari itu). Si ibu dengan masih memasang ekspresi kesal kembali ke tempat duduknya. Suasana kembali hening. Dan 30 menit kemudian terbukalah pintu ruang praktek itu dan si pasien yang no 1 itu keluar. Sambil memandangi kami semua dia geleng-geleng kepala dan berlalu.
Sakit gigi dan sakit hati. Sakit gigi berdampak sakit hati. Pernah dengar lagunya ‘lebih baik sakit gigi daripada sakit hati’?
Pernah sakit gigi? Atau pernah sakit hati? Sakit mana antara sakit gigi dan sakit hati? Atau malah sakit dua-duanya? Kalo aku sih kalo bisa lebih baik ga sakit dua-duanya. Hehee..
Sakit gigi atau sakit raga lainnya bisa di obati dengan obat yang di jual di apotik-apotik. Setelah minum oba, reda deh sakitnya. Kalo sakit hati? Di obati dengan apa yah? Ga da yang jual pil obat sakit hati.
Sakit hati emang ga ada apotik yang jual obatnya. Yang bisa ngobati ya cuma diri sendiri. Aku juga pernah alami sakit hati. Tapi bukan karena sakit gigi lalu nunggu lama jadi sakit hati seperti yang di alami bapak dan ibu dan si mantri tadi. Sakit hati selalu ada dalam hidup tiap manusia di dunia ini. Karena suatu sebab dan alasan yang menyinggung harga diri,karena merasa di remehkan,di lecehkan,di kata-katain kasar dan akhirnya menimbulkan luka batin yang lama-lama luka batin tersebut akan jadi luka raga. Karena menurut para ahli dan psikiater sakit hati bisa stress dan itu bisa menyebabkan aneka penyakit. Bisa kanker,bisa sakit jantung dan lain-lainnya (lebih detail goggling aja di mbah Google). Sungguh parah dampak dari sakit hati ini. Hidup tak tenang,di bayangi kemarahan dan dendam. Akhirnya menganggu aktivitas juga kan?
Kata my J ku,’ datanglah padaku kamu yang letih lesu’(….). ayat ini sangat menggugah aku yang saat itu sedang merasakan lesu dan lemah karena sakit hati. Dampak sakit hati ini sangat menganggu. Serasa ada beban berat yang ganjel di hati ini. Jadi ku bawa segala keletihan dan kelemahanku karena lama menahan sakit hati yang terus cenut-cenut tanpa ada obatnya selama ini. Mungkin lebih tepatnya belum ku temukan obatnya. Ternyata dengan membuka hati dan mengutarakan segala sakit hati kita pada J,aku menemukan obatnya. Pengampunan.
Ya,obat sakit hati cuma satu. Pil pengampunan. Dengan meminum pil pengampunan,sakit hati yang cenut-cenut itu hilanglah sudah! Wahhh..ga gampang mengampuni…apalagi kesalahannya besarrr! Emang. Semua kan butuh proses. Pil pengampunan akan di berikan J asal kita ada niat untuk membuka hati agar di beri kemudahan untuk mengampuni,agar tak ada lagi cenut-cenut saat menjalani proses mengampuni.
Aku udah minum pil sakit hati. Dan hasilnya mujarab. Ayo,ayo siapa mau minum pil pengampunan? Beli aja di our J,gratis,ga bayar,cespleng,top dah!
Jadi pilih mana Sakit gigi atau sakit hati? ( no comment deh!)

akhirnya ku temukan jalan pulang itu...


Ini kisahku beberapa tahun yang lalu. Mengenai krisis iman yang aku alami pada saat itu.
Seusai lulus dari kuliah,aku dan teman-teman lamaku masih berkomunikasi,dan kebanyakan mereka adalah anggota Mapala,Pencinta alam. Kami sangat suka mendaki gunung atau sekedar camping menghilangkan jenuh rutinitas sehari-hari. Pendakian paling berat yang aku rasakan saat kami mendaki G. Raung. Aku lupa ketinggiannya berapa Dpl dari permukaan laut,yang jelas aku benar-benar di buat babak belur dan berdarah karena jatuh dan kakiku juga luka. Dengan bekal handiplas dan peralatan seadanya aku berusaha menyumpat darah di lutut,kaki dan tangan ku. Dan entah berapa memar yang ada pada tubuhku. Di antara kami ber lima memang aku yang paling sedikit pengalaman dalam mendaki. Karena kelelahan aku sering berhenti dan otomatis teman-temanku juga berhenti. Ini sangat menghambat perjalanan yang mestinya satu malam kami bisa di base,tapi jadi besok paginya baru sampai. Tapi teman-temanku terus menyemangatiku,untunglah aku punya teman-teman yang sangat baik padaku. Mereka mengerti aku tidak sekuat mereka. Apalagi aku sangat takut ketinggian. Dari beberapa medan pendakian,G.Raunglah yang cukup menguji nyali bagiku. Seringkali aku memegang jaket temanku saat kami melewati jalan kecil yang di sisinya ada jurang yang lumayan dalam.
Aku memang phobia ketinggian. Tapi aku sangat suka alam. Jadi semampu mungkin aku kendalikan ketakutanku itu. Meski jantung juga deg-deg an terus. Pada saat kami sampai di padang rumput yang luas,yang kata pendaki lain anginnya sangat kencang dan harus ekstra hati-hati,aku mulai was-was. Karena aku paling ringkih aku takut juga nanti aku tergelincir atau jatuh lagi. Dan kami melewatinya. Dan pada saat itu aku tak tau kalo itu padang rumput yang di sebut pendaki sebelumnya pada kami. Kami melewatinya tanpa halangan yang berarti,angin juga tak kencang,dan medannya juga tak sulit. Sampai saat aku naik ke atas,aku baru tau bahwa itulah yang di maksud pendaki yang kami jumpai di bawah tadi. Aku sangat bersyukur,karena bagiku ini adalah keajaiban bagi kami.
Saat kami sampai di puncak Raung,nampaklah kawah Raung yang bagai mangkok raksasa. Indah sekali. Setelah berfoto-foto,kami turun. Saat turun inilah aku mengalami kesulitan. Karena sangat curam dan aku berkali-kali jatuh hingga kakiku berdarah. Saat itu kami harus memilih jalan pintas agar cepat karena kondisiku yang sudah kepayahan. Dan celakanya jalan pintas itu bukannya lebih mudah,tapi lebih parah. Banyak tebing dan jurang dan banyak celukan. Temanku yang sudah berpengalaman melompat ke sana ke sini dengan lincah. Aku harus di bimbing dan di pegangi agar tak jatuh. Saat itu temanku melompati celah kecil di antara tebing,dan aku di belakangnya juga harus melompat. Maka dengan setengah mati mematikan rasa takut ketinggianku,aku melompat dan temanku yang kaget segera memegang tanganku. Dia marah karena aku tak bilang hendak melompat jadi dia bisa siap-siap menangkap aku. Aku menoleh ke jurang di sebelahku. Aku tak bisa membayangkan seandainya temanku tadi telat memegang tanganku,entah apa yang terjadi padaku. Kami turun pada sore itu,dan langsung ngecamp karena kondisiku yang sudah payah.
Terus terang saat-saat itu aku sedang mengalami beban masalah dan aku sangat jarang berdoa. Ke gerejapun cuma sekedar kewajiban. Tak ada makna sepulang dari misa. Aku hanya mengisi waktuku dengan kegiatan-kegiatan di luar agar tidak stress dengan masalahku. Dan tawaran hiking langsung ku iyakan waktu temanku mengajakku.
Dari beberapa kejadian itu,saat sampai di rumah aku baru ‘ngeh’ . Ternyata Tuhan tidak meninggalkan aku. Dia selalu ada di dekatku,dan Dia telah menyelamatkan aku. Lancarnya pendakian kami-karena ada info ada beberapa orang yang hilang waktu pendakian-saat pergi dan pulang kami selamat,hanya luka badan saja,itu suatu mujizat besar. Dan aku sendiri juga tak percaya aku bisa sekuat itu.
Krisis iman yang ku rasakan di kikis oleh kasihNya. Aku sudah meninggalkan Dia,tapi Dia tak pernah meninggalkan aku. Aku jadi merasa sangat kecil di depanNya.
Dalam kehidupan yang rumit dan sulit ini kita selalu di penuhi dengan pergumulan. Saat keinginan tak terpenuhi,saat doa tak etrkabul,saat itulah krisis iman terjadi,dan bertanya, ‘Tuhan, dimanakah Engkau?’ Jalan salib yang kita pikul sudah sangat berat rasanya bagi kita,sampai-sampai kita merasa kitalah yang paling sengsara di dunia ini. Padahal tidak demikian. Tuhan slalu memberi jalan,tapi karena mata batin kita yang buta,kita tak melihat jalan itu. Tuhan ga beri solusi dengan instan seperti makanan siap saji jaman sekarang, Dia mengajarkan kita cara bangkit saat kita jatuh,bahkan berdarah,Dia mengajarkan kita indahnya berjalan hingga akhirnya kita bisa berlari. Karena Tuhan mau kita dewasa dalam iman. Dan itu ga terjadi dengan instant. Tuhan tau yang terbaik untuk hidup kita. Karena kita anakNya. Bapa selalu tau apa yang anakNya butuhkan. Semua butuh proses. Seperti emas yang semakin di bakar,akan menjadi semakin murni. Itulah yang Dia mau dari kita.

(Mengenang perjalanan imanku menemukan jalan pulang padaNya-Fredericka M Hendiana widowati)

Cinta itu...


Pernah jatuh cinta,kemudian kehilangannya?
Aku pernah. Dan tiap orang juga mungkin pernah mengalaminya.
Menemukan memang indah,dan kehilangan itu menyakitkan. Tapi selalu ada proses untuk memandangnya dari sisi lain.
Ada satu kisah yang sangat membuat hatiku yang saat itu sangat mengerti akan sebuah cinta yang sejati. Dan mungkin cerita ini berguna bagi yang membaca blog ku ini,I hope so..
Pada suatu hari ada sepasang kekasih yang saling mencintai. Mereka selalu melewatkan senja di pantai. Orang yang melihat mereka kagum pada kesetiaan hati mereka.
Suatu waktu,sang lelaki mengalami kecelakaan dan harus di opname di Rumah Sakit. Sang wanita sangat sedih,ia selalu berdoa di sisi kekasihnya,memohon Tuhan mengabulkan doanya. Tapi lelaki itu tak kunjung terbangun juga. Akhirnya sang wanita mengucap nazar kepada Tuhan,ia mau melakukan apapun juga,meski ia harus mengorbankan nyawanya sekalipun demi kesembuhan lelaki itu. Dan Tuhan berkata padanya: “Aku tak akan menukar nyawamu dengan dia. Baiklah. Aku akan mengubahmu menjadi kupukupu selama 1 tahun agar kamu bisa selalu berada di sisinya saat dia sembuh dan kalian akan selalu bersama” dan akhirnya perempuan itu setuju.
Tuhan menghembuskan udara kepada sang lelaki itu,dan sadarlah lelaki itu,tapi si wanita berubah menjadi kupu-kupu. Warnanya sangat cantik. Ia terus beterbangan mengelilingi lelaki itu,tanpa lelaki itu tahu kupu-kupu itu adalah kekasihnya.
Lelaki itu sangat sedih karena dia telah kehilangan kekasihnya tanpa dia tahu di mana. Berhari-hari di lewatinya dengan kesedihan dan kupu-kupu itu selalu setia menemaninya. Suatu senja lelaki itu duduk di tepi pantai tempat kesukaannya dengan kekasihnya dulu. Di sana telah ada seorang wanita yang juga duduk di atas pasir. Mereka bercakap-cakap dan ternyata wanita itu juga kehilangan kekasihnya karena kekasihnya telah meninggal.
Hari ke dua lelaki itu ke pantai itu lagi. Dan juga wanita itu. Mereka terlihat akrab dan saling bercanda. Kupu-kupu menjadi resah. Ia cemburu. Ia melihat binar bahagia di mata kekasihnya itu saat bersama wanita itu. Persis seperti binar bahagia saat mereka bersama dulu.
Hari ke tiga dan seterusnya lelaki itu melewatkan bersama wanita itu di pantai kenangan itu. Kupu-kupu sangat sedih dan kecewa. Semua pengorbanannya di rasanya percuma. Ia menangis dan berduka,karena kekasihnya telah meninggalkan dan melupakan dia.
Tibalah satu tahun itu. Dan lelaki itu akhirnya melangsungkan pernikahan dengan wanita itu. Kupu-kupu tahu ini hari terakhirnya ia menjadi kupu-kupu. Dan Tuhan mendatanginya,” kamu sudah melihat semuanya selama satu tahun ini. Dan ini adalah hari terakhirmu menjadi kupu-kupu,aku akan merubahmu menjadi manusia lagi” kupu-kupu menggeleng. “ Tidak. Aku tetap mau jadi kupu-kupu. Aku mau selalu berada di dekatnya dan melihatnya bahagia tanpa dia tahu siapa aku sebenarnya…biarlah dia tak pernah tahu siapa aku..biarlah aku yang menderita,dan dia bahagia dengan pilihannya..”
Dari kisah itu,aku mendapat pencerahan bahwa bila aku mencintai seseorang,maka harus bisa menerima kenyataan sepahit apapun bila itu memang membuat orang yang aku cintai bahagia. Kehilangan memang menyakitkan,tapi bilamana kita membuka sisi hati kita yang lain,kita akan melihat cinta yang sejati adalah cinta yang berkorban dengan tulus tanpa meminta imbalan,pamrih dan tak bersyarat. Sebuah cinta yang membebaskan. Cinta yang tak mengekang. Maka akan dengan mudah kita menerima kehilangan itu adalah suatu proses untuk menemukan sesuatu yang lain yang lebih indah. Mencintai adalah berusaha membuat orang yang kita cintai bahagia,meski itu harus membuat kita menderita. Itulah pengorabanan sebuah cinta sejati.

Selasa, 20 April 2010

Anak yang hilang

Namanya Theresia. Dia seorang wanita karir yang nyaris punya segalanya. Keluarga, suami yang menyayanginya,,dan seorang putri kecil yang manis. Sehari-harinya di habiskan mengurus anak dan suaminya. Tak ada yang bermasalah dan nyaris mulus jalan hidup Theresia ini. Banyak orang iri dan mereka sangat kagum dengan kehidupan Theresia yang nyaris sempurna. Dalam kehidupan rohaninya dia juga sangat penuh. Dalam arti ia selalu ke gereja dan ikut dalam pelayanan. Dan dalam hatinya There,begitu ia di panggil sangat mensyukuri kehidupannya. Bahkan ia menganggap nama baptis yang di berikan orang tuanya membawa berkah tersendiri. Theresia adalah nama salah satu santa yang sangat terkenal.
Suatu hari There pulang dari pelayanan di gereja. Ia melihat rumahnya sepi. Lalu ia masuk ke kamar putrinya. Maria,putrid kecilnya sedang tertidur pulas. Saat itu sudah jam 9 malam. Jam segitu memang Maria sudah tertidur. There masuk ke kamarnya. di letakkannya tasnya di meja. Pandangannya terhenti pada sebuah hp. Itu bukan hp nya. itu hp suaminya. Aneh. Mengapa hp itu bisa tertinggal? Batin There. Entah mengapa ia meraih hp itu. Padahal selama ini ia hp itu. Padahal selama ini ia malas untuk melihat-lihat isi hp suaminya itu. Baginya itu bukan urusannya dan itu tak terlalu penting baginya. Sebuah sms ada di inbox hp itu. There membuka inbox nya. sebuah pesan dari sebuah nama yang sanggup membuat darahnya berdesir sekrtika dan jantungnya berdegup sangat kencang. Nama itu. Pesan itu. Tangan There gemetar dan hp itu jatuh ke lantai. Malam itu There tak bisa tidur. Sebuah pesan rahasia. Dari seorang wanita dengan nama ‘Cinta’. Dan There menangis semalaman.. Ia ingat Telepon dari Andi suaminya tadi siang. Andi pamit akan menghadiri meeting di luar kota dan 2 hari lagi baru pulang. Pakaian sudah di packing saat There ada di gereja tadi siang. Seperti yang pernah terjadi sebelum-sebelumnya Andi hal seperti itu tak mengherankan bagi There. Usaha trading Andi memang mengharuskan suaminya itu harus sering ke luar kota. There melihat semua pesan di inbox. Tak ada pesan darinya yang di simpan di sana. Yang ada hanya sms-sms dari nama itu. Cinta. Dan malam itu There mengerti. Andi telah menduakannya. Hubungan gelap itu telah terjadi 1 tahun yang lalu. Dan There merasa telah menjadi orang terbodoh dan sangat tolol.
Dua hari adalah waktu yang sangat lama bagi There. Waktunya di jalaninya dengan gamang. Pergumulan batin membelenggu seluruh waktunya. Latihan koor gereja, rapat anggota komunitas dan kunjungan anak-anak yatim piatu semua tidak di datanginya. Telpon dan sms dari teman-temannya tak di hiraukannya. Makanpun kadang ya kadang tidak. There benar-benar terpuruk. Ia banyak menghabiskan waktunya di kamar dan menangis. Hanya Maria yang bisa menghibur kesdihannya. Ia berusaha tampak tegar di depan malaikat kecilnya itu. Di temaninya Maria makan dan belajar. Saat Maria sudah masuk ke kamarnya atau pergi sekolah atau les, There kembali ke runtinitasnya,masuk kamar dan menangis. Dan kali ini ia mulai menyalahkan Tuhan.
Dan hari itu tiba juga. Andi datang dengan senyum semringah seperti dulu bila pulang dari luar kota. Andi membawa banyak hadiah. Baju-baju dan perhiasan untuk There, makanan kesukaan There dan mainan untuk Maria. Banyak dan mahal. Tapi barang-barang itu kini serasa sampah untuk There. Ia ingin membuangnya dan membakarnya. Hari itu ia bicara pada Andi. Suatu sore saat mereka nonton tv dan minum the dan Maria sedang les. Andi menyodorkan sebuah tiket. There tahu. Itu adalah tiket ke Singapore. Andi memang menjajnjikan liburan yang di nantikan Maria bila gadis kecil mereka itu berhasil menjadi juara 1. Dan maria telah membuktikannya. Akhir bulan ini mereka bertiga akan ke Singapore. Tapi There tak bergeming. Andi terus bercerita tentang indahnya Singapore sampai There menyodorkan sebuah hp di meja. Andi terkejut. There juga menyodorkan sebuah surat. Andi semakin tegang. ‘kita cerai saja, aku sudah ga bisa hidup dengan kamu. Sebaiknya kamu tanda tangani saja untuk kebaikan kita’ kata There sangat datar. Ia sudah tak bisa menangis. Seluruh energy dan air matanya telah habis 2 hari yang lalu. Kini yang ada hanya rasa ingin bebas dan kembali bernapas. Andi tak mau. Dan dia terus bertanya. ‘baca saja sms di hp mu dari cinta mu. Aku ingin tidur. Aku tidur dengan Maria’ sesudah berkata, There beranjak dan masuk ke kamar Maria. Dan seperti yang di inginkan There,tanpa banyak penjelasan Andi menandatangi surat itu. Beberapa hari kemudian mereka resmi bercerai.
Menjalani hari-hari berdua saja dengan Maria memang sangat berbeda bagi There. Ia harus menjadi ibu sekaligus ayah bagi Maria. Ia harus pontang panting menghandle semua urusan yang dulu jadi tugas Andi. Datang ke rapat wali murid,menghadiri pembagian rapot Maria dan semua tetek bengek lainnya. Dan There mulai jauh dari dunia kerohaniannya. Ia tak pernah lagi ke gereja, apalagi pelayanan. Semua teman-teman yang menanyakan kenapa, hanya di jawabnya dengan alasan sibuk. There tak peduli apakah mereka tahu ia sudah bercerai atau belum atau menggosipkannya,ia tak peduli. Hal yang tak pernah terbersit dulu. Dari pribadi yang care dan suka menolong sekarang berubah menjadi ‘masa bodoh’ dan ‘emang gue pikirin’. There juga tak pernah lagi berdoa. Semua waktunya di habiskan dengan kerja sebagai pemilik dealer mobil dan mengurus Maria. Gadis mungilnya itu juga sepertinya tak mengerti mengapa papanya tak pernah pulang. There hanya bilang papanya harus pisah dengan mama karena suatu urusan. Dan bila Maria mengajaknya berdoa bersama seperti dulu,There hanya mengatakan ia capek. Juga ketika Maria mengajaknya ke gereja,alasan itupula yang di katakana There. Maria ke gereja dengan teman satu kelasnya dan berdoapun kini Maria sendiri. Ia tak pernah mengajak There. Dan There juga tak peduli dengan semua itu. Kekecewaannya pada Tuhan semakin menenggelamkannya pada kesibukannya bekerja.
Saat menjemput Maria dari sekolah minggu, There kaget karena ada misa di rumah yang biasanya di peruntukkan sekolah minggu itu. Karena sudah tak mungkin lagi pulang karena menjaga etika, There ikut misa dan duduk paling belakang. Dan karena etika juga There menerima hosti. Pertama kali selama 3 tahun ia komuni. Saat memejamkan mata hendak berdoa. Ia tak bisa berucap apapun. Ia merasa gamang dan kosong. Misa itu adalah misa anak. Usai misa, Pembina Biak menyilahkan anak-anak untuk mempersembahkan sesuatu pada orang tuanya. Dan Maria maju. There kaget. Apalagi saat Pembina bertanya apa yang hendak di lakukan Maria untuk orang tuanya. Maria menjawab. ‘untuk mama. Aku hanya mau mama kembali berdoa bersama denganku setiap malam seperti dulu. Kalo aku punya uang aku ingin sekali meghidupi mama sehingga mama tak perlu lagi kerja keras dan capek. Jadi aku bisa berdoa dengan dia lagi’ tepuk tangan bergema seketika. Hanya There yang tidak. Air matanya meleleh dan ia tak bisa lagi tegar, ia menangis dan terus menangis.
Malam itu There masuk ke kamar Maria. Gadis kecil yang masih berusia 7 tahun itu sedang berdoa. There sengaja berdiri dan diam. ‘ Tuhan,aku ingin akhir bulan ini mama bisa kembali ke gereja. Hadiah liburan dari mama ke Amerika tahun depan saja. Soalnya aku ingin mama kembali tertawa seperti saat rajin ke gereja dulu. Setelah pulang latihan koor mama selalu ceria, dan aku juga bisa kembali bertemu dengan teman-teman di panti asuhan seperti dulu. Tuhan,tolong kabulkan doaku. Aku ingin cepat besar dan bisa lulus sekolah jadi aku bisa bekerja dan mama gak capek lagi jadi bisa ke gereja dan latihan koor lagi,bisa temani aku berdoa lagi…’ tanpa menunggu doa Maria selesai,There langsung menghambur dan memeluk Maria, dan ia menangis. Keras. Ia memeluk dan berucap’ terima kasih Tuhan,trima kasih…’ terus dan berulang. Dan malam itu There kembali menemukan jalan pulangnya menuju Tuhan. Tuhan telah menyentuh hatinya yang membatu melalui Maria, malaikat kecilnya. Dan sejak malam itu There kembali berdamai dengan Tuhan, ia mensyukuri setiap luka yang di deritanya karena mengajarkan sebuah kebahagiaan sejati,bahagia berbagi rejeki kepada kaum yang berkekurangan. Dan dengan semangat memberi ia membantu anak-anak yatim, ikut mengunjungi dan memberikan pengiburan kepada orang-orang yang mempunyai masalah dalam keluarganya. Tuhan memberikan berkatnya juga. Usahanya semakin maju dan dia juga bisa memberikan lapangan pekerjaan bagi orang yang membutuhkan. Dan ia sangat bersyukur dengan namanya. Theresia.Seperti santa Theresia Liseux yang menjalani kehidupan yang amat sulit, tapi dengan setiap perih yang di rasakanya ia menjadi semakin dekat dengan Tuhan. Dan itulah yang menjadi kekuatan bagi There. Melalui tangannya ia bangga bisa berbagi dan membantu orang-orang yang membutuhkan. Dan diapun sekarang menjadi Pembina Biak di lingkungannya.
Theresia hanya seorang ibu dari Maria. Seorang wanita biasa, seorang janda, dan bukan para kudus atau seorang awam berkaul Dan bukan santa. Tapi Tuhan sangat mengasihi dia dan tak pernah mau There semakin tersesat. Lewat Maria malaikat kecilnya, Theresia, anak yang hilang itu telah kembali. There telah kembali. Dan tidak itu saja,tapi dia juga berkarya melayani Tuhan lebih dalam lagi. Dan yang terpenting ia telah berdamai dengan dirinya sendiri.
Tuhan tak akan pernah meninggalkan anaknya sendirian. Selalu ada jalan untuk kembali. Percayalah!

Ayat renungan:
- Luk 15:31-32
- Kor 7:15-16

Pada suatu saat kamu terbangun dari tidur malam, kamu merasa beban yang berkecamuk seakan tiada hentinya bergumul dalam dadamu. Tuhan, aku sudah tak tahan! Kamu menjerit dalam hati dan ingin berteriak meledakkan semua bila mungkin. Kamu menangis, dan air matamu bagaikan air sungai yang tiada henti-hentinya mengaliri pipimu dan bibirmu yang pucat dan kering bergetar menahan sesak dalam rongga dadamu. Kamu merasa sendirian, kamu merasa dalam kegelapan, dan kamu tak menemukan tangan yang lembut untuk memegang tanganmu, menopang tubuhmu yang gemetaran dan menopang berat tubuhmu yang sempoyongan karena tak sanggup lagi menahan beban hidupmu.
Badai kali ini terasa begitu hebat bagimu, masalah seakan tak menunggumu unutuk menghela napas sejenak dan godam besi meremukkan sisa-sisa kekuatanmu. Di manakah aku berteduh, di manakah Engkau Tuhan? Aku capek, aku letih dan aku tak sanggup berdiri lagi! Jeritmu putus asa. Kamu tak sanggup lagi meneruskan perjalananmu, karena lututmu berdarah dan tubuhmu sudah lunglai dan tulang-tulangmu tak sanggup lagi bersatu menopang berat tubuhmu, kamu terduduk dan kamu merasa telah memilih jalan yang salah. Jalan di depanmu kini gelap, hitam, kelam dan tanganmu tak sanggup menggapai apapun karena tangan itupun juga lemah dan hilang ketegarannya. Gelap, kosong dan hitam. Hal yang sangat kamu takuti. Dan kamu sendirian.
Mengapa kamu sedih? Mengapa kamu tak percaya AKU? Dari sejak kamu keluar dari rahim ibumu, AKU selalu menyertai kamu. AKU tahu setiap helai rambutmu yang jatuh, saat kamu menangis, AKU tahu seberapa banyak tetesan air matamu mengaliri pipimu, dan AKU mengukir namamu dengan indah di tanganKU, AKU ingin engkau tau betapa AKU mengasihimu. Setiap pagi KU hembuskan udara pagi yang segar agar kamu bisa terbangun dan merasakan kesegarannya, KU pendarkan sinar mentari untukmu, agar kamu tak lagi merasa kedinginan di pagi hari dan KU berikan senja hari agar kamu bisa merasakan ketenangan setelah berkutat dengan kesibukanmu dan KU bentangkan malam agar kamu bisa beristirahat dalam kenyamanan. Saat kamu berkeluh kesah AKU selalu mendengarkan dan AKU selalu menunggumu mengetuk pintuKU, AKU selalu menunggumu untuk datang padaKU dan percaya padaKU. Tetapi mengapa kamu hanya diam di tempatmu? Kamu sedih karena kamu sendirian, padahal AKU menunggumu mendatangiKU dan memberikan bebanmu padaKU. AKU mengulurkan tanganKU padamu, tapi kamu tak mau mengindahkannnya. Kamu malah memalingkan wajahmu dan mempercayakan solusinya pada hal-hal duniawi. Dan saat masalah lebih besar menghampirimu, lagi-lagi kamu melewatiKU dan menyerahkan keberuntunganmu pada sesuatu yang fana. AnakKU, mengapa kamu tak mendatangiKU dan memelukKU? AKU mengasihimu, dan AKU selalu siap untukmu, AKU selalu menyertai langkahmu bahkan saat kau jatuh AKU menggendong engkau, tak kau lihatkah jejak di pasir itu? Saat kau kelelahan AKU menggendong engkau dan saat engkau tersadar dan pulih kau lihat hanya satu jejak yang terlihat di sana. Itu adalah jejakKU. Mengapa kau menyedihkan hatiKU, mengapa kau bilang AKU tak peduli dan meninggalkan engkau? Setiap batu yang di depanmu, KU ingin kau berikan itu padaKU, dan selebihnya biar AKU yang menyingkirkannya dengan caraKU. AKU ingin kau percaya padaKU. Serahkan semua batu-batu itu, sandarkan saja bahumu kepadaKU, AKU adalah gunung batumu, perisaimu dan, rumah bagimu. Kembalilah dan Aku akan berpesta menyambut kepulanganMu.
Aku hanya ingin kau PERCAYA PADAKU bahwa kamu berharga untukKu dan AKU MENGASIHI KAMU!

(Apa yang kau cari? by Fre- fredericka m hendiana widowati)

Cinta yang membebaskan- Apa yang kau cari? By Fre

When you love it, u have set it free, if it backs to you, its yours, but if it isn’t it never was…
Pernah melihat atau dengar kalimat tersebut? Kalimat tersebut pernah di katakan oleh seorang teman saat dia curhat tentang kisah cintanya.
Cinta. Siapapun pernah merasakan cinta. Semua mahkluk hidup di dunia ini semua pernah mencintai. Saat kita mencintai seseorang kita otomatis telah menandatangani perjanjian tak tertulis yang mana kita harus mau berkorban, mau menderita, mau terluka, dan mau patah hati.
Waktu yang membuktikan apakah cinta yang sejati kah yang ada pada kita atau cinta yang bersyarat? Yang lebih banyak memberi untuk menuntut balasannya? Ini terjadi pada Budi sebutlah begitu, nama cowok itu. Dia jatuh cinta pada seorang gadis benama Resa. Resa sebenarnya tidak mencintai pemuda itu. Dia lebih menganggap Budi sebagai temannya. Mereka memiliki banyak persamaan hobi, pemikiran dan sifat mereka yang open mind juga sama. Bagi Budi, Resa adalah soulmatenya. Tak ada seorangpun yang di kenal Budi bisa memiliki banyak persamaan seperti Resa. Meski sadar dan tahu Resa tidak pernah mencintainya, Budi tak peduli. Baginya cinta adalah memberi. Itu saja. Budi selalu memperhatikan Resa. Dia selalu memberikan bantuan pada Resa, rajin menanyakan kabar Resa, pokoknya setiap hari selalu saja Budi ada dalam kehidupan Resa. Lama-lama Resa jadi suka pada Budi. Tapi dia tau itu bukan cinta sesungguhnya. Mungkin lebih pada kasihan, dan takut mengecewakan pemuda itu yang terlalu baik padanya. Budi akhirnya jadi merasa Resa juga punya perasaan yang sama padanya. Akhirnya cemburu pun datang. Setiap kali Resa dekat dengan pemuda lain, Budi jadi senewen, marah-marah ke Resa. Resa jadi bingung sendiri karena Budi marah-marah ga jelas padanya, dan mereka jadi sering bertengkar. Setelah lama berpikir dan berpikir tentang Budi, akhirnya Resa memutuskan untuk mengakhiri saja hubungan pertemanan mereka. Bila di teruskan tak akan baik. Baik untuk dirinya yang tersiksa dengan kebaikan Budi tanpa bisa membalasnya, baik untuk Budi yang terus menerus berkorban perasaan dan sesuatu padanya. Akhirnya Resa menjauh tanpa mengatakan keputusannya pada pemuda itu. Sehingga Budi semakin tertekan dan sedih. Karena dia merasa punya salah tapi tak tau salahnya apa sehingga Resa menjauh darinya. Resa tak lagi membalas sms dan emailnya, dan saat mereka bertemupun Resa seperti menghindarinya.
Satu pagi Budi mendapat sebuah pesan di emailnya. Sebuah pesan yang mengejutkan sekaligus menyadarkannya. Seorang saudara Resa mengatakan padanya agar dia menjauhi Resa karena gadis itu sudah sangat tersiksa dengan sikapnya. Bila ini di teruskan yang ada hanya rasa sakit pada ke dua nya. Hari itu adalah hari terburuk buat Budi. Entah sudah berapa hari ia merasa tak bisa berpikir lagi. Perasaan protes karena Resa tak pernah bilang padanya, perasaan tak rela melepas Resa, perasaan ‘why not’, mengapa tidak? Kalo aku mencintainya dan memperhatikan dia dan aku terus yang berkorban why not? Resa ga perlu membalas, aku cuma butuh pertemanan kami, itu saja. Perasaan itu terus bergumul dalam hatinya. Berbagai cara di lakukannya untuk menyambung hubungannya dengan Resa tapi Resa tetap tak bergeming. Satu hari saat ia jalan-jalan di sebuah toko buku, Budi melihat sebuah buku yang bertuliskan Bila Kamu Mencintai, Kamu Harus Membiarkan Dia Bahagia. Kalimat itu terus menggelitiknya selama dalam perjalanan sampai di rumah. Pada akhirnya Budi bisa menyadari bahwa memang ia harus melepaskan Resa. Bila Resa menjauh darinya dan itu adalah pilihannya, dan itu membuat Resa hepi, dia harus mendukungnya,meski dia hancur dan sakit. Membuat orang yang di cintai bahagia adalah dengan mendukung apapun yang menjadi pilihan orang tersebut. Itu adalah satu titik yang bisa di petik oleh Budi. Toh cinta memang – kata orang- tak harus memiliki.
Cinta adalah membebaskan. Bila kamu mencintai seseorang, kamu harus membebaskan dia. Bila dia kembali padamu, dia adalah milikmu, tapi bila tidak, dia tak kan pernah jadi milikmu sedari dulu.

Ayat Renungan:
- 1 Kor: 4-8
- Rom : 13:10











Pagi!

Burung pipit menyapa,
taman hatiku yg sepi kembali bersemi,dan inilah yg slalu ku rindu meski ku tau pipit itu bukan dan tak kan jadi pipitku,
tapi ini sudah cukup..
Apalagi mendengarnya bernyanyi, ujarku
lebih dari sekedar cukup!
Malam berganti pagi,tapi aku ta lihat si mungil menari dan bernyanyi,terus terang taman hatiku jadi hampa kembali..
Aku meranggas dalam rinduku..ah andai kau tau..betapa ini sangat menyiksa,aku kehilanganmu tanpa sempat memilikimu

Dan pagi ini,
Sumber oasisku datang..
Tapi...
Dia tak sendiri,dia berdua
mereka bahagia..
Aku patah hati dan nyanyian itu merajami daging-dagingku
kebahagianku telah pergi dan tak kan pernah kembali,taman hatiku kembali kosong..

Ku lepaskan wahai sang pelipur lara..meski hancurku kini..
Bukankah cinta tak lelah memberi? Dan..
Tlah ku berikan perhentian itu padamu,
meski hanya untuk melepas letihmu..
Itu sudah cukup.


(Fredericka M hendiana widowati)

my first book

buku ini adalah bukuku yang pertama. isinya tentang kisah-kisah yang ku coba refleksikan melalui renungan. ada ayat-ayat renungan plus prosa of the stroy. isinya 142 halaman.

...aku ini hamba Tuhan,jadilah padaku menurut perkataanMu

Beberapa hari ini aku mondar-mandir mengurusi birokrasi untuk masuk ke sebuah tempat favoritku. Bolak balik Sidoarjo-Malang agak capek juga sih. Apalagi perjuanganku lumayan berat. Yang mendapat omongan-omongan tak enak,sama sekali minus dukungan. Tapi yah,inilah pilihanku. Aku mencintai apa yang sudah hatiku mau,dan aku harus memperjuangkannya.
Banyak halangan dan godaan datang silih berganti mencoba menggoyahkan pendirianku. Tapi dengan susah payah aku tetapkan untuk berjalan di jalur yang ku pilih. Berjuang dengan sedikit dukungan kadangkala melemahkan jiwaku,dan aku seringkali bertanya dengan konyolnya,’Tuhan,benarkah ini pilihanku?’ meski berusaha untuk tetap tegar dan teguh tapi pertanyaan dan keraguan itu terus bergumul dalam hatiku. Tiap kali aku memjamkan mataku,hatiku selalu bertanya seperti itu. Dan ini sangat mengganggu aku dan aktivitasku. Mungkinkah ini keinginan sesaat? Mungkinkah Tuhan berkehendak lain padaku? Mungkinkah aku salah dengan suara hatiku?
Karena aku terus bergumul dan tak ada yang bisa membantu kecuali diriku sendiri yang akan menentukan kea rah mana aku harus melangkah,,maka akupun jadi lemah. Suatu hari saat aku sedang berjalan di dekat gua Maria di sebuah Gereja,entah kenapa aku berhenti di sana. Mataku bertumpu pada tulisan di dekat patung Maria. “ Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan,jadilah padaku menurut perkataanMu” itu adalah cuplikan satu ayat dari injil Lukas 1:38.
Dalam perjalanan pulang ayat it uterus terngiang-ngiang dan teringat terus dalam otakku. Tanpa di sadari,aku telah menemukan jalan keluar bagi masalahku. Berserah,pasrah,dan percaya pada kehendakNya. Inti dari perkataan Maria pada malaikat Gabriel adalah berserah dan mau menerima apa yang Tuhan perbuat padanya. Kerendahan Maria benar-benar sangat mengagumkan. Ia dengan rendah hati mau menerima semua yang Tuhan berikan padanya. Padahal saat itu Maria belum menikah dengan Yusuf tapi ia mau mengandung dari Roh Kudus,atas kehendak Tuhan. Ia mau menerima resiko di cemooh karena ia percaya Tuhan berkehendak atas dia.
Kerendahan hati Maria mengajarkan aku banyak hal. Pasrah,meminta padaNya dan berusaha tapi tetap berserah Tuhan yang akan menentukannya.
Sesungguhnya semua permintaan kita Tuhan dengar. Tapi ia lebih tau apa yang kita butuhkan daripada apa yang kita inginkan. Bila permintaan kita tidak di kabulkan,tentulah Tuhan punya rancangan lain yang lebih indah dari yang kita inginkan. Dan yang pasti Tuhan ga akan beri batu pada kita anakNya yang minta roti.
Buah dari percaya Dia akan beri yang terbaik,akhirnya aku menemukan jalanku. Dan jalanku tetap sama dengan yang semula ku pilih.
Semoga kita bisa meneladan Maria yangd dengan rendah hati mau menerima kehendak Tuhan dalam hidup kita. Susah,senang,semua adalah karunia dariNya yang mana ada rencana indah di balik semua itu.
Have a blessed day!

(dalam perjalanan pergumulanku,aku menemukan Maria- Fredericka M Hnediana Widowati)