Senin, 10 Mei 2010

is love is blind?


Dalam 2 tahun belakangan aku terjebak dengan apa yang di namakan cinta buta. Di mana semua terasa sah-sah saja. hitam jadi putih,dan tak ada kelabu di antara ke dua warna itu. Aku menganggap sebuah cinta adalah perjuangan yang kau tak tahu kapan kau harus mengakhirinya. Cinta adalah memberi yang kau bahkan tak akan sempat berpikir kapan kau akan menerima kembaliannya. Cinta adalah 1+1=12,unlogical dan unpredictable.
Begitu dahsyat cinta hingga puluhan bahkan ratusan musisi di dunia mengangkat tema cinta sebagai lagu mereka. Dan entah berapa jumlah pujangga yang tak bosan-bosannya menulis cinta sebagai curahan perasaan mereka untuk di baca.
Dan memang cinta itu buta,tuli,bisu dan mungkin bila manusia punya seratus panca indra,semua tak akan berfungsi sempurna bila cinta sudah menginfeksinya. Semua hanya terasa satu. Indah,murni,dan hangat. Begitulah cinta yang meradiasi aku. Meski ku tak tau jenis cinta macam apa –kata orang cinta di kategorikan bermacam-macam-yang ku rasakan.
Aku hanya berpegang pada kata hatiku. Bukankah ada kata-kata hati tak pernah bohong,just follow your heart. Dan sepanjang jalan itu aku ikuti kemana hatiku menuntunku. Kadang kakiku harus melewati batu kerikil tajam,kadang aku harus bangun dengan susah payah saat aku terjatuh,dan tak jarang aku harus mengatur napasku yang tersenggal karena jalan yang di tunjukkan hatiku sangat terjal dan naik turun. Tapi aku tetap berjalan. Karena aku percaya hatiku.
Aku berpikir bila cinta itu buta,mengapa aku bisa menemukan jalanku? Mengapa aku bisa bahagia dengan ketersesatanku? Mengapa aku tidak merindukan terang bila memang hitam dan gelap membelengguku? Bukankah menjadi buta itu tak enak? Lalu kebutaan macam apa yang aku rasakan? Aku tak perlu harus meraba-raba apa yang aku butuhkan,karena aku tinggal berjalan saja,dan aku menikmatinya meski aku tersandung,jatuh bahkan luka. Mungkin orang mencapku insane atau terobsesi. Terserah orang bilang apa. Karena bagiku cinta adalah mengalami. Bukan sebuah mesin kalkulator yang bisa menjumlah,mengurangi,mengalikan angka-angka,menghitung apa yang sudah kau berikan dank au akan merasa rugi bila kau tidak mendapat yang sebanding. Cinta bukan barang yang bila kau lihat bagus lalu kau mengambilnya,dan saat barang itu menjadi lapuk termakan waktu kau akan membuangnya ke tempat sampah atau kau serahkan pada orang lain.
Aku bukan orang yang pintar berkata-kata,atau merangkai seribu kata puitis untuk menjabarkan makna cinta. Bagiku cinta itu tidak perlu alasan,cinta itu tidak perlu harus tahu kapan kau akan melepaskan apa yang kau genggam,cinta adalah cinta,dengan eksistensinya dia mengajarkanku bahwa teori itu bullshit,dan mengalami adalah hal yang inti.