Kamis, 10 Juni 2010

Dia Mengasihimu

Entah mengapa aku suka tidur malam. Mungkin lebih tepatnya bukan suka tapi kebiasaan. Bila tidur lebih awal,tetap saja mata ini tidak bisa merem untuk terlelap. Akibatnya mau tak mau aku akan molor tidur malam mungkin malah dini hari baru bisa terlelap.
Ga tau kenapa,kemarin aku tidur lebih awal dari jadwal ‘normal’ tidurku. Habis makan dan cangkruk sebentar,aku tiba-tiba ngantuk dan akibatnya bisa di tebak. Sang insom yang biasanya suka banget ngintil aku,hari itu pergi entah ke mana.
Dan entah kenapa,tiba-tiba dini hari,jam 2 an aku bangun. Nglilir bahasa jawanya. Habis gitu mata ga bisa merem lagi. Akhirnya ya bengong dewe. Dan entah mengapa,tiba-tiba aku rindu sekali padaNya. ada keinginan untuk menjauh dan nyepi agar aku bisa mendengar suaraNya. Kerinduan itu seperti api yang tersiram bensin. Begitu menyala-nyala. Dan entah,aku juga merasakan Dia juga sama rindunya denganku.
Dan entah bagaimana,pagi hari aku merasakan Dia begitu dekat denganku,udara yang ku hela,bau melati di bawah jendela,dan embun yang masih enggan kering di atas rerumputan terasa begitu indah dan lain dari biasanya. Mungkin aku agak cengeng. Aku terharu dengan apa yang ku lihat dan apa yang ku rasakan. Lanjut lagi,berjalan bertemu orang-orang,entah mengapa mereka tersenyum padaku,dan angkot yang biasanya lama tiba-tiba datang dan nyamperin aku begitu saja. Apa yang Tuhan hendak berikan padaku? Kenapa Dia begitu baik padaku yang rapuh dan berdosa ini? Demikian nikmat kado yang Dia berikan padaku.
Dari apa yang ku alami,aku belajar lagi dariNya. Tuhan terkadang juga rindu dan Dia ingin bersua dengan kita. Lewat hembusan angin,lewat pemandangan yang indah di depan kita,lewat keramahan orang-orang yang kita jumpai,lewat kemudahan-kemudahan dalam hidup,semua itu adalah caraNya untuk berkomunikasi dengan kita. Mungkin pada level yang lebih tinggi,ada orang-orang yang sudah terlatih daya sense nya untuk membaui,mendengarkan,melihat,merasakan,memegang akan kasihNya padanya. Dia mudah sekali meneteskan air mata bila melihat keindahan di depannya. Bukan karena cengeng,tapi sensenya sangat terlatih dan ia dekat sekali dengan sentuha n kasihNya. Setiap hela napasnya,setiap cegukan air yang di minumnya,setiap kunyahan makanan yang masuk ke mulutnya,dia sangat menikmati dan mengannggapnya itu adalah keindahan yang berasal dari kasihNya. Mungkin bisa di lihat contohnya pada orang-orang India yang terkenal dengan Yoganya.Beberapa orang menganggap penderitaan dan sakit adalah jalan mendekatkan diri dan merasakan kasihNya. Mereka melakukan meditasi dengan berbaring di atas paku tanpa terluka sedikitpun. Dan mereka sangat sangat mengerti akan arti dari kasihNya pada mereka. Mungkin kita bisa melihat para martir yang berjuang dalam kesakitan untuk mewartakan warta Kristus pada seluruh dunia. Santo Stefanus misalnya,dia di rajam karena mewartakan warta keselamatan. Dan saat-saat sebelum dia terkulai,dia berseru dia telah melihat wajah Tuhan,dan dia berterima kasih atas itu. sungguh,sangat mengagumkan iman Stefanus. Sehingga dalam penderitaan dan kesakitan ia merasakan Tuhan begitu dekat dan mengasihi dia. Bukannya menyuruh untuk hidup menderita baru bisa merasakan kasihNya tapi Tuhan menampakkan kemuliaan,kasih,dan kerinduanNya pada kita melalui banyak hal,meski hal itu adalah remeh dan sepele buat kita. Dan bagi sebagian orang dapat merasakan sentuhan kasihNya meski melalui rasa sakit atau penderitaan.
Mungkin menurut kita selama ini,Tuhan mengasihi kita bila kita dapat lotre,dapat hadiah,dapat apalah yang menjadikan kenikmatan bagi 5 panca indra kita. Kenikmatan duniawi. Padahal sebenarnya Tuhan itu selalu dan tak lelah mengasihi kita loh. Udara yang kita hirup gratis. Sinar matahari gratis. Belum lagi kalo kita mendapat perhatian,senyum,keramahan dari orang-orang di sekitar kita. Semuanya gratis. Coba kalo kita harus mengeluarkan uang hanya untuk melihat orang terssenyum pada kita,berapa juta yang akan keluar dari kantong kita? Mungkin kita perlu membuka hati saja,agar kita bisa lebih merasa bahwa Tuhan itu juga kangen,sayang,ga lupa pada kita. Sehingga hati kita akan senantiasa merasa bahwa kitapun adalah kesayanganNya. Mungkin Tuhan akan sedikit menegur kita,mencolek kita bila kita telah nyeleweng dari jalanNya. Karena Dia rindu kita untuk berkomunikasi dengan Dia,maka dari itu Dia mencolek kita yang udah tersesat untuk kembali padaNya. Jadi jangan berkecil hati bila hidup susah,impian belum tercapai,kasih Tuhan itu ga cuma berwujud materi saja. Pertajam rasa,hati dan iman,maka kita akan melihat ada hal lain yang meski remeh dan sepele itu adalah wujud Dia mengasihi kita. Dan pastilah Dia juga sudah punya surprise yang akan melebihi daripada apa yang kita inginkan,karna Dia tau apa yang kita butuhkan..
(Fre®)

Selasa, 08 Juni 2010

~Biru~


Malam itu purnama bundar sempurna
Lautan biru kesayangan kita membiaskan pendarnya. Serasa malam jadi siang. Bulan serupa matahari. Pernahkan kau berpikir begitu? bahwa bulan adalah matahari untuk malam,dan matahari adalah bulan untuk siang? Mungkin fungsinya sangat lain. Tapi penampakannya sama sempurna.
Bersinar. Seperti matahari di siang hari atau bulan saat petang menjelang.
Sama sempurnanya dengan dirimu.
Entah setan mana,atau dewa mana,atau malaikat mana yang telah menancapkan panahnya pada hatiku yang terlanjur biru. Hati ini sudah biru dan layu,saat bertemu denganmu. Dan saat terluka,dia sama biru dan layu. Dia tidak merah seperti hati yang merona sedang jatuh cinta atau berdarah seperti hati yang terluka karena di tinggal asmara. Biru dan layu.
Pernahkan kau berpikir mengapa?
Biru. Dingin. Layu. Dan tak bernadi.
Mungkin seperti itulah definisi biru hatiku.
Seperti daging yang di taruh di freezer. Seperti luka lebam. Seperti gorden rumahku yang bertahun-tahun tak pernah di ganti. Aku suka biru. Tapi bukan biru ini yang di miliki hatiku.
Aku menyimpan biru ini tanpa ku mau.
Aku memeliharanya tanpa ku sirami.
Aku menumbuhkannya tanpa aku buahi.
Aku terlanjur melekat padanya tanpa sempat ku tau kapan aku bisa melepasnya,atau terlepas darinya.
Biru.