Selasa, 08 Juni 2010

~Biru~


Malam itu purnama bundar sempurna
Lautan biru kesayangan kita membiaskan pendarnya. Serasa malam jadi siang. Bulan serupa matahari. Pernahkan kau berpikir begitu? bahwa bulan adalah matahari untuk malam,dan matahari adalah bulan untuk siang? Mungkin fungsinya sangat lain. Tapi penampakannya sama sempurna.
Bersinar. Seperti matahari di siang hari atau bulan saat petang menjelang.
Sama sempurnanya dengan dirimu.
Entah setan mana,atau dewa mana,atau malaikat mana yang telah menancapkan panahnya pada hatiku yang terlanjur biru. Hati ini sudah biru dan layu,saat bertemu denganmu. Dan saat terluka,dia sama biru dan layu. Dia tidak merah seperti hati yang merona sedang jatuh cinta atau berdarah seperti hati yang terluka karena di tinggal asmara. Biru dan layu.
Pernahkan kau berpikir mengapa?
Biru. Dingin. Layu. Dan tak bernadi.
Mungkin seperti itulah definisi biru hatiku.
Seperti daging yang di taruh di freezer. Seperti luka lebam. Seperti gorden rumahku yang bertahun-tahun tak pernah di ganti. Aku suka biru. Tapi bukan biru ini yang di miliki hatiku.
Aku menyimpan biru ini tanpa ku mau.
Aku memeliharanya tanpa ku sirami.
Aku menumbuhkannya tanpa aku buahi.
Aku terlanjur melekat padanya tanpa sempat ku tau kapan aku bisa melepasnya,atau terlepas darinya.
Biru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar