Senin, 24 Mei 2010

ku lepas kerlip itu

Bila sempat mampirlah ke pondokku…
Ujarmu kala itu padanya. Dan aku melihat ada pendar harap di dua bola matamu yang coklat muda. Bila melihat ke dua bola matamu,aku jadi ingat mocacino kesukaanku.
Kau nampak sangat suka padanya. Mungkin kau berpikir kau telah jatuh cinta. Jatuh cinta yang ke 2 kali dengan orang yang sama. Aneh? Tidak. Sangat wajar bagiku. Aku menganggap cinta itu adalah satu. Bila kau mencintai seseorang,kau harus menyimpan cinta itu meski kamu sakit dan terluka terkena kail pancingnya. Dan aku suka dengan caramu mencintainya.
Rasa cintamu yang sangat besar kadangkala membuat jeda antara atmosfir langit keangkuhanmu dengan tanah yang selalu merendah di posisi terbawah bumi. Kau nampak malu-malu saat memandangnya dan mata kalian bertabrakan bagai meteor yang jatuh menghantam bumi. Entah seporak porandakah hatimu?
Kau sangat gelisah bila dia tak datang di tempat kalian biasa bertemu. Pandanganmu terlihat gelisah dan kau ingin cepat-cepat pergi dan berlari dari ruang peraturan yang kaku dan dingin itu. sayang kau tak bisa. Kau wajib dan harus ada di sana.
Malam tiba dan kau selalu berkutat dengan apa yang kau sebut teman menjelang tidur. Computer dan berkas. Taukah kau,ada secercah bintang yang melihatmu dari atas berharap kau melihatnya bersinar? Ah kau terlalu acuh dengan hal kecil. Yah,aku sering bilang bintang itu kesukaanku,karna meski terlihat sangat jauh dan kecil tapi sinarnya sangat jelas berkelip. Seperti menyapaku yang sangat jauh darinya. Akh..lagi-lagi aku lupa kau tidak suka hal remeh,kau suka hal yang besar.
Kau berdiri dan mengedarkan pandanganmu. Aku tau. Kau menantinya. Tapi dia tak datang hari itu. dan juga setelah itu,dan kemudian. Aku tau kau kecewa. Aku juga pernah kecewa,saat menanti hujan meteor tapi tak pernah terlihat satupun olehku. Seperti kata orang bijak,mungkin belum waktunya. Yah,mungkin memang belum saatnya kau mendapatkan dia. Mungkin…
Kerlip bintang malam ini tak begitu jelas. Mungkinkah bintang kesukaanku itu enggan melihatku lagi,karna sebenarnya bukan aku yang ingin di jumpainya tapi kamu. Tak apalah. Aku mencintainya,dan meski sakit aku rela di tusuk kail pancing itu. dan kau masih di sana. Sibuk dengan teman abadimu,benda mati yang tak pernah bisa mengajakmu bicara,atau mencintaimu. Ku lihat ke dua bola matamu tak sebening dulu lagi meski masih berwarna coklat muda. Aku baru sadar,kau telah kehilangan pendar dan binar indahnya di sana….dan aku juga kehilangan kerlip bintangku nun jauh di sana….

(mengenang sabtu saat makan beratap langit penuh bintang- Fre™)