Kamis, 22 April 2010

sakit gigi atau sakit hati?


Saat aku sedang menunggu antrian di sebuah tempat praktek Dr.gigi,aku mendapat sebuah pemandangan yang memicu inspirasiku tentang sakit gigi dan sakit hati.
Sore itu aku datang agak awal ke tempat Dr.gigi yang sudah terkenal antriannya yang amit-amit itu. Datang harus 2 jam sebelum jam praktek dan aturannya siapa yang datang duluan dialah yang mendapat nomer pertama. Maka aku datang dengan semangatnya dan pd nya. Tapi apa yang terjadi? Di sana telah menunggu 4 orang di depan pintu gerbang rumah dokter gigi tersebut. Oopps! Ternyata aku ketinggalan juga. Berarti aku no 5. Dan mungkin aku harus menahan kebosanan karena menunggu beberapa jam lagi baru tiba giliranku. Maklum,tiap pasien kasusnya beda-beda. Kalo pas sulit penanganannya bisa makan waktu 1-2 jam. Fhhhh….
Akhirnya tibalah saat menunggu itu. Untung aku selalu bawa mp3 ku,jadi aku bisa mengisi kekosonganku dengan mendengarkan music. Pasien pertama sudah masuk. Kami menunggu. Sudah jalan 1 jam. Dan ada yang mulai gelisah. Seorang bapak. Dia menggerutu. Dan akhirnya dia pergi. Sebelum pergi,si mbak pencatat daftar pasien sudah wanti-wanti agar bapak tersebut kembali secepatnya Karena bila tiba no gilirannya bapak tersebut tidak ada di tempat,maka dia harus mendaftar dari awal lagi. Bapak itu setuju dan pergi. 1 jam lewat 30 menit belum ada tanda-tanda pintu ruang praktek di buka. Satu orang lagi mulai gelisah. Seorang ibu. Dia mengeluh giginya yang cenut-cenut dan harus menahannya selama 1 jam 30 menit. Dia sangat kesal dan mondar mandir sambil memegangi pipinya.
Hampir 2 jam. Dan pintu masih tertutup. Bapak yang tadi pergi kini sudah kembali. Dan dia sangat kesal. Dia marah-marah karena dia gak bisa nunggu lebih lama lagi karena ada acara lain. Suasana jadi gaduh. Antara bapak yang marah,ibu yang kesal sambil menahan sakit gigi dan si pencatat daftar pasien yang juga mulai habis akal menghadapi serangan dari 2 orang itu.
Dan akhirnya terbukalah pintu itu. Tapi bukan pasien sebelumnya yang terlihat. Tapi si mantri,asisten dokter gigi yang nongol. Dia menegur orang-orang yang ribut itu,karena suara keributannya mengganggu dokter yang sedang mengoperasi gigi. Bukannya tenang,malah tambah ribut. Masing-masing memepertahankan argumennya dan tidak mau di salahkan. Wahhh…ga kebayang deh betapa kacau balaunya. Akhirnya dengan muka manyum si mantri menutup pintu. Dan si bapak itu pergi dengan muka seram( dan mungkin tak akan kembali lagi pada hari itu). Si ibu dengan masih memasang ekspresi kesal kembali ke tempat duduknya. Suasana kembali hening. Dan 30 menit kemudian terbukalah pintu ruang praktek itu dan si pasien yang no 1 itu keluar. Sambil memandangi kami semua dia geleng-geleng kepala dan berlalu.
Sakit gigi dan sakit hati. Sakit gigi berdampak sakit hati. Pernah dengar lagunya ‘lebih baik sakit gigi daripada sakit hati’?
Pernah sakit gigi? Atau pernah sakit hati? Sakit mana antara sakit gigi dan sakit hati? Atau malah sakit dua-duanya? Kalo aku sih kalo bisa lebih baik ga sakit dua-duanya. Hehee..
Sakit gigi atau sakit raga lainnya bisa di obati dengan obat yang di jual di apotik-apotik. Setelah minum oba, reda deh sakitnya. Kalo sakit hati? Di obati dengan apa yah? Ga da yang jual pil obat sakit hati.
Sakit hati emang ga ada apotik yang jual obatnya. Yang bisa ngobati ya cuma diri sendiri. Aku juga pernah alami sakit hati. Tapi bukan karena sakit gigi lalu nunggu lama jadi sakit hati seperti yang di alami bapak dan ibu dan si mantri tadi. Sakit hati selalu ada dalam hidup tiap manusia di dunia ini. Karena suatu sebab dan alasan yang menyinggung harga diri,karena merasa di remehkan,di lecehkan,di kata-katain kasar dan akhirnya menimbulkan luka batin yang lama-lama luka batin tersebut akan jadi luka raga. Karena menurut para ahli dan psikiater sakit hati bisa stress dan itu bisa menyebabkan aneka penyakit. Bisa kanker,bisa sakit jantung dan lain-lainnya (lebih detail goggling aja di mbah Google). Sungguh parah dampak dari sakit hati ini. Hidup tak tenang,di bayangi kemarahan dan dendam. Akhirnya menganggu aktivitas juga kan?
Kata my J ku,’ datanglah padaku kamu yang letih lesu’(….). ayat ini sangat menggugah aku yang saat itu sedang merasakan lesu dan lemah karena sakit hati. Dampak sakit hati ini sangat menganggu. Serasa ada beban berat yang ganjel di hati ini. Jadi ku bawa segala keletihan dan kelemahanku karena lama menahan sakit hati yang terus cenut-cenut tanpa ada obatnya selama ini. Mungkin lebih tepatnya belum ku temukan obatnya. Ternyata dengan membuka hati dan mengutarakan segala sakit hati kita pada J,aku menemukan obatnya. Pengampunan.
Ya,obat sakit hati cuma satu. Pil pengampunan. Dengan meminum pil pengampunan,sakit hati yang cenut-cenut itu hilanglah sudah! Wahhh..ga gampang mengampuni…apalagi kesalahannya besarrr! Emang. Semua kan butuh proses. Pil pengampunan akan di berikan J asal kita ada niat untuk membuka hati agar di beri kemudahan untuk mengampuni,agar tak ada lagi cenut-cenut saat menjalani proses mengampuni.
Aku udah minum pil sakit hati. Dan hasilnya mujarab. Ayo,ayo siapa mau minum pil pengampunan? Beli aja di our J,gratis,ga bayar,cespleng,top dah!
Jadi pilih mana Sakit gigi atau sakit hati? ( no comment deh!)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar