Senin, 31 Januari 2011

--abuabu--


Aku kembali ke tempat itu.
Sebuah pohon tua dengan bangku di sana. Masih sama seperti 3 tahun yang lalu,,,tapi ada yang hilang di sana…perasaan itu.. detak jantung tak beraturan itu..ketakutan itu...dan juga sekaligus kebahagiaan itu.. semuanya jadi nampak abu-abu dan sepi..
Sebenernya aku tidak suka terperangkap lagi dalam abu-abu duniaku dan duniamu. Di mana kita tak mampu menjelaskan mana hitam dan mana putih,tapi aku juga tak mampu untuk tidak diam di sana..aku tak mungkin berbalik dan pergi,apalagi berlari,,seperti dulu saat aku memutuskan untuk kehilangan daripada berjuang..
Aku berdiri dalam kebisuan dan kesepian. Aku baru merasa betapa dinginnya tanah yang ku pijak dan betapa kosongnya apa yang ku lihat..paparan pudar keabu-abuan semburat menutupi warna yang telah kau dan aku goreskan di sana 3 tahun yang lalu..ada senyumanmu,ada senyumanku,ada binar matamu,ada binar  mataku,ada harap cemasmu,ada harap cemasku…ternyata memang semua butuh jeda..dan saat jeda itu ada,,kita berhenti berjalan,,bernapas,dan menemukan apa yang kita cari..dan saat kita terjaga,ternyata apa yang kita genggam bukanlah apa yang kita cari..dan saat itu kita akan kecewa..dan selanjutnya yang ada hanya sebuah pilihan..melepaskan,,atau bertahan..
Tentu saja aku akan pilih melepaskan. Ku pikir demikian pula dirimu. Kita sudah lelah berkejaran,dan terjatuh beberapa kali,,kau bilang kau lelah,aku juga. Bukankah apa yang kau rasakan itupula adalah bagian dari apa yang ku ciptakan? Mengapa kita harus bertahan bila memang kita harus melepaskan? Melepaskan dan bertahan adalah masalah pilihan. Tidak ada teori dan hukum yang membatasi apa yang harus kita lepaskan atau apa yang mesti kita pertahankan..
Namun ternyata kau pilih untuk bertahan.
Aku kecewa. Jujur aku sangat kecewa. Aku tak mau ketimpangan. Bukankah hidup terus berjalan bila seimbang? Kau akan lelah dan kau akan terluka bila kau terus bertahan. Berat,sungguh berat bebanmu nanti…namun kau hanya berlalu dengan membawa kepingan kenangan itu..hanya itu yang tersisa..tiada ragaku,tiada jiwaku yang memilikimu,tiada rasaku yang kau miliki,,
Ya,lagi-lagi masalah pilihan. Kalo aku melepaskan dan kemudian menemukan apa yang ku cari,itu adalah pilihanku,karena bagiku lagi-lagi hidup itu adalah mengalir,saat kau terhenti pada sebuah batu,aliranmu juga akan tertahan di sana,kau tak akan bisa kemana-kemana,,dan aku pilih untuk mencari celah lain,,dan aku menemukan celah itu,sebuah jalan keluar…
Namun kau tidak.
Aku memang kehilangan perasaan itu. Tapi aku tak mungkin mengejarnya..
Abu-abu itu akan selamanya jadi abu-abu..tak apa..bagiku duniaku saat ini adalah putih,,,adalah hitam,,sepenuh-penuhnya…dan aku ada di sana.  Tak ada ‘antara’ tak ada ‘atau’…
Aku meninggalkan tempat itu,,lagi.
 Sekali lagi aku berbalik,dan berjalan…bukan seperti dulu untuk berlari dan bersembunyi..namun untuk berpamitan..untuk pergi lagi…dan tak akan pernah kembali…

---pohon-pohon yang meranggas,daun-daun yang kering dan berguguran,bunga-bunga layu,,burung-burung kesepian dan mencari sarang yang baru,,tiada yang abadi,,tiada yang tak akan terganti---

Selasa, 18 Januari 2011

Sudut Rindu itu,,,kamu.

Aku tidak tahu harus menyebutmu apa,,memanggilmu apa,,
kamu datang seperti aiir hujan dalam musim keringku,menyirami tiada henti dan menyemaikan tunas-tunas  yang telah gugur dan layu,,,kamu bak air terjun menghujaniku tanpa mampu dan mau aku menghindarinya,,
Aku tak tahu seperti apa wajahmu,seperti apa rupa hubungan kita,seperti apa definisi kau dan aku dalam dunia maya,,tapi yang aku tau aku tak bisa tanpa seharipun mengingatmu,,jujur aku saat ini telah tersesat.. dalam sebuah jurang yang tak ku tahu kedalamannya,di sebuah jalan yang aku tak tahu arah utara dan selatan,melayang dalam awang-awang yang ku tak tahu kapan ku kan jatuh,,
Aku benar-benar telah tersesat,dan jujur aku menikmatinya...
Pagi datang menggusur malam,dan kamu laksana bintang di pagi hariku,,menyinari dengan kerlipmu yang mungil,tak begitu gemerlap selaksa matahari tapi kerlipmu indah,,tak menyilaukan dan redup,,namun sangat bercahaya dalam batinku..
Aku tahu aku sangat buta kali ini,tapi aku tak peduli,,meski ku tahu kau dan aku hanya dua bayang semu yang tak kan menyatu,,namun rasa ini sudah cukup untukku,,
Aku tak tahu apa rasamu padaku,,bukankah memang rasa adalah abstrak dan matematika pun tak kan mampu menjabarkannya..tapi aku tahu rasaku,,padamu. Ini nyata. Aku menggenggam setiap kata dan asa untukmu,,menyusun mimpi dari balok-balok cinta,dan menghiasinya dengan kecupan rindu..dan aku tahu rasa ini tak salah,rasa tak akan pernah salah..bila ada yang mengartikannya sebuah kesalahan itu hanya aturan dan norma saja,dan pola pikir yang terbatas,,bukankah cinta itu tidak ada teorinya,,?
Aku menhgitung hari-hari yang berlalu denganmu. Dengan dunia maya yang terbentang antara ku dan mu. Kita hanya bisa membedakan apa dan mengapa. Apa yang sedang kau lakukan,apa yang sedang ku lakukan,mengapa kau tidak menyapaku,atau mengapa aku tidak menyapamu,,
Meski ribuan kali aku berlari,,tapi aku kembali pada tempat yang sama. Tempat aku menemukanmu. Tempat aku menuai rindu. Tempat paling nyaman dari manapun jua,,dan aku tak mau lepas dari sana..
Mungkin ada sedikit galau  tapi tak apa,toh cinta kata orang memang ga harus memiliki...bagiku menjadi milikmu meski hanya sesaat atau waktu tertentu saat kau butuh,,tak apa.
Aku akan selalu menunggu. Hingga saat itu tiba,,berdua kita bermimpi,menggapai asa dan cita,,hingga waktu itu tiba,,
Bukankah bila harus bertemu dan bersatu maka tak ada sesuatupun yang akan jadi penghalau,,
Aku kan menanti..di terminal bermentari..atau di bandara berpelangi,,di mana rinai hujan menaungi... kita berdua..saja di sana...

















Senin, 03 Januari 2011

Angin Januari

Angin Januari....
Katamu. Aku tak mengerti. Apa itu bedanya angin Januari atau bulan lainnya...bagiku semua angin sama saja. Cuma arah dan kencangnya saja yang beda..
Tapi kau tahu betul..kau memejamkan matamu dan terdiam. Rasakan baunya...ujarmu. Aku mengendusnya tapi tetap tak ku temukan jawabannya. Pejamkan matamu...ujarmu lirih...
Pejamkan...dan rasakan....
Angin Januari...
Dingin. Menusuk. Dan pedih....
Angin itu mengantarkanmu meninggalkanku.
Published with Blogger-droid v1.6.5

Senin, 13 Desember 2010

December132010


Angin Desember menghantarkan langkah-langkah pendekku meningggalkan kapel. Aku menyeret langkahku yang semakin berat menuju gerbang tempat peziarahanku selama 4 bulan ini. Dia mengantarkan ku dengan berjalan di sisiku…’ Selalu ada di sisi mu Fre..tak akan pernah ada yang akan berjalan di depanmu atau di belakangmu. Tak akan ada yang menganggapmu sebagai hamba atau majikan..’  itu katanya  padaku.

Aku sempat ingin menghentikan langkahku. Aku masih ingin menjeda sedikit waktu untuk bisa mengumpulkan semua serpihan hatiku yang retak,lalu memutuskan ke mana arah langkahku..aku cuma butuh sedikit waktu lagi..satu jam..30 menit..atau cuma 15 menit…atau…satu menit lagi untuk memutar balik dan mengubah segalanya…selamanya..Dan bila mungkin aku ingin menghentikan waktu. Andai aku bisa..tapi itu mustahil dan tak akan pernah bisa. Waktu semakin cepat dan hatiku tergugu dalam bisu. Kami berjalan beriringan dengan hatiku yang sudah membiru. Entah seperti apa dinginnya..beku dan kaku.. Dia menoleh padaku. Dia mengenggam tanganku. Kehangatan mengaliri darahku dan sedikit menentramkan hatiku yang membiru. Senyumnya terkembang, “ Tak ada siapapun yang memaksamu melakukan apapun. Tak ada yang menahanmu utk tinggal di sini ataupun memaksamu keluar dari sini. Hatimu lah yang telah memilih…” aku tahu. Aku bahkan sudah sangat tahu kemana hatiku menyuruhku berjalan. Tapi tak semudah ini. Bahkan mungkin aku berpikir hatiku telah patah menjadi dua. Setengahnya di tempat ini. Dan setengahnya lagi telah di miliki.. mungkinkah aku bisa tidak memilih?

Kami terus berjalan meninggalkan kapel yang terasa semakin kecil dari kejauhan..’ jangan menoleh..’ ujarnya padaku. Aku tahu. Itulah yang di katakannya sewaktu aku memutuskan tinggal di sini, ‘jangan menoleh ke belakang..’ tapi ternyata hatiku tak setegar itu. ‘kamu tak akan bisa berjalan dengan satu kaki di sini,sementara kakimu yang satu berada di tempat yang lain…’ aku mengerti. Selalu harus memilih bukan?
Langkahku kini agak ringan..dan sekarang kakiku telah sampai di depan pintu. Pintu tempat aku dulu berdiri menanti untuk di bukakan dan masuk.. Dan saat ini aku berdiri untuk membuka pintu itu..dan kemudian keluar…
‘selalu ada rumah yang lain untukmu. Rumah yang telah kamu miliki meski akhirnya kamu tinggalkan. Rumah yang selalu menantimu berdiri di depan pintunya dan mengetuknya..dan selalu ada kapel yang setia menunggumu di sana saat dini hari hingga petang…’ aku merasakan genggaman tangannya semakin merenggang. Tapi senyum itu masih terkembang. Masih sama saat pertama kali kami bertemu dan dia memelukku.

Dan genggaman itu terlepas sudah kini. Benar-benar terpisah..Aku tak bisa apa-apa. Aku tak mampu berlari dan memelukknya seperti dulu. Aku tak mampu memberinya janjiku seperti dulu.  aku benar-benar terperangkap dalam bisu dan lumpuh…Dia masih berdiri di sana. Dengan binarnya dan senyum yang indah. Aku tahu,dia tak akan beranjak hingga aku yang pergi,…’tak akan ada siapapun yang akan melepaskanmu dari sini kecuali bila kamu yang memilih untuk terlepas..’ ujarmu dulu.. seberhargakah aku baginya? Aku yang salahkah? Apakah aku yang telah salah memilih? Tapi kakiku telah memilih. Hatiku telah menoleh..dan aku merasa terisi di dalamnya…’ hatimu tak akan pernah berbohong Fre…ikutilah dia dan jalanlah terus…’ aku keluar dari pintu itu..mengangkat kakiku dari sana. Dan terus melangkah. aku tak mau menoleh. Tidak. Bukan tak mau tapi aku memang tak ingin..


          …kita selalu berada dalam pilihan…tidak memilihpun itu adalah pilihan….( Sr.Caecilia )


(dedicated to Sr.Caecilia,for my tentor I loved the most..who guards me, lightening my way and always gives the warm heart constantly…)

The last note in my dedication for my Congregation. My soul always be apart of there,and always be Yours…

Senin, 22 November 2010

Anymore...

Do you remember about the branches of an old pine where we take shelter El? There is a bud leaves that hung down almost on my face then, and you menepiskannya, but leaves it continues to exist on top of my head .. You're annoyed and almost breaking it, but I prevented .. and finally you protect kepalaaku with the two hands .. Was there that day to happen again El .. during the morning becoming a goddess for you and me to start the day, and welcome the night like a god when you walked me with your smile .. I really miss El ...
In your eyes that match the star beams,
In two hands like a fortress tough shielding for me,
In your smile that always shone like the sun, realize you ..

I could not hold it anymore ...

...bersayap..

Hai... Sapaku padamu saat aku tiba di tempat kesukaan kita.. bangku tua yang menjadi semakin lapuk karna termakan usia,dan rumput yang menjadi permadaninya semakin memanjang..sungguh aku rindu masa itu..tapi semua telah berubah dan berbeda.. Aku lelah.. ujarmu padaku.. aku tau..batinku... sekian lama tatapan penuh bintang tak pernah ku temui lagi di sana..aku telah kehilangan banyak,dan aku datang untuk menebus dan membayarnya..sebuah hutang lama yang ku tak tau kapan di mulainya.. Aku tak bisa lagi.. ujarmu lirih namun pedih..untukku. Tolong berhenti..tolong jangan berkata lagi...jeritku dalam hati. Kau tau,sekata saja kau ucapkan,pasti hasilnya akan merubah segalanya,aku..yang sudah tak berdaya,sekuat tenaga berlari dan berusaha terbang padamu dengan sayap yang mulai tumbuh...kini akan kau hempaskan sekali lagi..apakah ini bayaran yang harus ku berikan.. Sayap kecilku..sayap yang baru tumbuh dengan susah payah.. kini harus terkulai sebelum sempurna kembangnya.. Aku tau,aku mengerti,aku paham,dan aku ttelah terjun ke kedalamannya..namun aku tak sanggup untuk berlari dan berjuang lagi. Aku butuh waktu untuk membayar lagi,dengan apa..dengan apalagi sayap baruku akan ku tumbuhkan??? aku meninggalkanmu dengan terkulai.. dan aku terbang..kali ini tanpa sayap itu..

Kamis, 18 November 2010

just remember..


Nite..
I always said like that for you before you asleep tight..
I remember when you want to close your nite..you trying so hard for..
I just can said that to you,because its all simple thing i knew you liked.
Yes..u dont like if i spoke too much.
And now..when we lost any time..from afar i want to said once again for you..
Nite El..just wanna remember for all i can passed the time at was with you.
Even you and me is keeping running from the sentences and pain,but i never forget to said once again to you before you sleep well..
Nite...
Just remember what u make ur nite is brightin for...
Eventhough you never know ...
Published with Blogger-droid v1.6.5