Aku kembali ke tempat itu.
Sebuah pohon tua dengan bangku di sana. Masih sama seperti 3
tahun yang lalu,,,tapi ada yang hilang di sana…perasaan itu.. detak jantung tak
beraturan itu..ketakutan itu...dan juga sekaligus kebahagiaan itu.. semuanya
jadi nampak abu-abu dan sepi..
Sebenernya aku tidak suka terperangkap lagi dalam abu-abu
duniaku dan duniamu. Di mana kita tak mampu menjelaskan mana hitam dan mana
putih,tapi aku juga tak mampu untuk tidak diam di sana..aku tak mungkin
berbalik dan pergi,apalagi berlari,,seperti dulu saat aku memutuskan untuk
kehilangan daripada berjuang..
Aku berdiri dalam kebisuan dan kesepian. Aku baru merasa
betapa dinginnya tanah yang ku pijak dan betapa kosongnya apa yang ku
lihat..paparan pudar keabu-abuan semburat menutupi warna yang telah kau dan aku
goreskan di sana 3 tahun yang lalu..ada senyumanmu,ada senyumanku,ada binar
matamu,ada binar mataku,ada harap
cemasmu,ada harap cemasku…ternyata memang semua butuh jeda..dan saat jeda itu
ada,,kita berhenti berjalan,,bernapas,dan menemukan apa yang kita cari..dan
saat kita terjaga,ternyata apa yang kita genggam bukanlah apa yang kita
cari..dan saat itu kita akan kecewa..dan selanjutnya yang ada hanya sebuah
pilihan..melepaskan,,atau bertahan..
Tentu saja aku akan pilih melepaskan. Ku pikir demikian pula
dirimu. Kita sudah lelah berkejaran,dan terjatuh beberapa kali,,kau bilang kau
lelah,aku juga. Bukankah apa yang kau rasakan itupula adalah bagian dari apa
yang ku ciptakan? Mengapa kita harus bertahan bila memang kita harus melepaskan?
Melepaskan dan bertahan adalah masalah pilihan. Tidak ada teori dan hukum yang
membatasi apa yang harus kita lepaskan atau apa yang mesti kita pertahankan..
Namun ternyata kau pilih untuk bertahan.
Aku kecewa. Jujur aku sangat kecewa. Aku tak mau
ketimpangan. Bukankah hidup terus berjalan bila seimbang? Kau akan lelah dan
kau akan terluka bila kau terus bertahan. Berat,sungguh berat bebanmu
nanti…namun kau hanya berlalu dengan membawa kepingan kenangan itu..hanya itu
yang tersisa..tiada ragaku,tiada jiwaku yang memilikimu,tiada rasaku yang kau
miliki,,
Ya,lagi-lagi masalah pilihan. Kalo aku melepaskan dan
kemudian menemukan apa yang ku cari,itu adalah pilihanku,karena bagiku
lagi-lagi hidup itu adalah mengalir,saat kau terhenti pada sebuah batu,aliranmu
juga akan tertahan di sana,kau tak akan bisa kemana-kemana,,dan aku pilih untuk
mencari celah lain,,dan aku menemukan celah itu,sebuah jalan keluar…
Namun kau tidak.
Aku memang kehilangan perasaan itu. Tapi aku tak mungkin
mengejarnya..
Abu-abu itu akan selamanya jadi abu-abu..tak apa..bagiku duniaku
saat ini adalah putih,,,adalah hitam,,sepenuh-penuhnya…dan aku ada di sana. Tak ada ‘antara’ tak ada ‘atau’…
Aku meninggalkan tempat itu,,lagi.
Sekali lagi aku
berbalik,dan berjalan…bukan seperti dulu untuk berlari dan bersembunyi..namun
untuk berpamitan..untuk pergi lagi…dan tak akan pernah kembali…
---pohon-pohon yang meranggas,daun-daun yang kering dan
berguguran,bunga-bunga layu,,burung-burung kesepian dan mencari sarang yang
baru,,tiada yang abadi,,tiada yang tak akan terganti---